Mungkin kita semua sudah tau cerita seorang ibu yang memasak batu pada masa khalifah Umar bin Khatab r.a.
Sang Ibu yang saat itu tidak memiliki makanan menyuruh anaknya berpuasa dengan harapan akan medapat rejeki pada saat berbuka nanti, tapi ternyata tidak. Untuk itu sang ibu mencoba untuk menghibur anaknya dengan mengumpulkan batu lalu dimasaknya dengan harapan anaknya tertidur lelap hingga pagi. Akan tetapi, tidak seperti yang diharapkan, sebentar-sebentar anaknya bangun dan menangis meminta makan.

Lalu apa yang pernah diceritkan oleh Siti Aisyah ra istri rasulullah saw kepada kemenakannya : “Demi Allah wahai kemenakanku. Sungguh kami pernah melihat bulan sabit berganti di langit sampai tiga kali berturut-turut dalam dua bulan. Selama itu tidak pernah tungku api menyala di seluruh rumah istri Rasulullah SAW.”

Coba kita renungkan, apabila kita menahan haus dan lapar seperti yang kita jalani selama ini, kita tau kapan haus dan lapar itu akan berakhir. Tapi bagaimana bila kita tidak  pernah tahu kapan itu akan berakhir.

Konon katanya ujian kesabaran itu harus dengan kefakiran, firman Allah di Al Qur'an Surat Al Baqarah ayat 155-156: "Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,  (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun."

Semoga kita dicurahkan kesabaran.... Amin.

(Bonds Notes)

Categories:

Leave a Reply