Get Adobe Flash player
Photo Gallery by QuickGallery.com





Petra (dari πέτρα petra, "batu" dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: البتراء, al-Bitrā) adalah sebuah situs arkeologikal di Ma'an, Yordania. Petra dibangun dengan cara memahat dinding dan membuat gua raksasa pada batuan cadas berwana merah jambu dengan ketinggian mencapai 40 meter.

Lokasi Kota Petra berada di sebuah lembah di antara gunung-gunung yang membentuk sayap timur Wadi Araba. Lembah ini berupa tanah cadas luas yang berada di negara Yordania bagian barat daya, terbentang dari Laut Mati hingga Teluk Aqaba. Kota Petra sendiri terletak sekitar 262 km sebelah selatan Amman dan 133 km ke utara dari Agaba.

Wilayah sekitar kota Petra dikelilingi beberapa gunung, kawasan tertinggi diarea ini mencapai ketinggian sekitar 1.350 meter. Kawasan ini merupakan yang tertinggi yang disebut Gunung Harun (Jabal Harun) atau disebut juga Gunung Hor atau El-Barra. Di kawasan ini terdapat masjid dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra.

Lokasi Petra dapat dicapai melalui perjalanan darat dari kota Amman (Yordania) dengan waktu tempuh sekitar 3-5 jam perjalanan. Jalur yang dilalui berupa bentangan ngarai sempit dengan lebarnya hanya 2 meter dengan panjang kurang lebih 1,5 kilometer dan kedalaman 200 meter, yang dikenal dengan nama "Siq". 

Petra adalah ibu kota suku Nabatean, salah satu rumpun bangsa Arab yang hidup sebelum masuknya bangsa Romawi. Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.

Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh.

Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidraulik untuk mengangkat air.

Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan, namun berkembangnya dunia perdagangan di bagian selatan Yordania dan selatan Laut Mati dan lokasi Petra yang strategis yang berada di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah, dimanfaatkan oleh Suku Nabatean untuk berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading. Sehingga mereka menjadi saudagar yang sukses.

Pada tahun 106 Masehi, Bangsa Romawi berhasil menguasai Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidraulik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.

Barulah pada tahun 1812, petualang Swiss, Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim. Legenda Petra pun meruak kembali di zaman modern, dikenang sebagai simbol teknik dan pertahanan.



...:::...

Categories:

Leave a Reply